
Info Segmen Podcast Harian – Bank Sentral Korea pertahankan bunga. Bank of Korea (BOK) telah memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuannya pada level 2,75% dalam upaya mendorong stabilitas ekonomi di tengah meningkatnya inflasi dan pelemahan nilai tukar won. Keputusan ini diambil setelah nilai won merosot ke level terendah dalam 16 tahun, dipicu oleh kebijakan tarif impor yang diterapkan oleh Amerika Serikat.
Menurut laporan Bloomberg pada Kamis, 17 April 2025, Bank Sentral Korea pertahankan bunga dengan langkah BOK untuk tidak mengubah suku bunga ini sesuai dengan prediksi 15 dari 24 ekonom yang disurvei. Sementara itu, sembilan analis lainnya memperkirakan adanya penurunan suku bunga sebesar seperempat poin persentase.
Pelemahan won, yang sempat mencapai 1.490 terhadap dolar AS, meningkatkan risiko inflasi baru akibat biaya impor yang semakin mahal. Bank Sentral Korea pertahankan bunga di tengah kondisi ini, meskipun data menunjukkan bahwa harga konsumen mengalami kenaikan sebesar 2,1% pada bulan Maret dibandingkan tahun sebelumnya, yang bertentangan dengan ekspektasi perlambatan inflasi.
Setelah pengumuman tersebut, nilai won terus mengalami penurunan, sementara pasar ekuitas menunjukkan tren kenaikan. Cho Yong-gu, seorang ahli strategi di Shinyoung Securities, menyatakan, “Bank telah menurunkan suku bunga tiga kali dalam siklus pelonggaran saat ini, jadi sudah waktunya untuk mengendalikan laju.” Ia menambahkan bahwa Bank Sentral Korea pertahankan bunga sebagai langkah untuk menjaga stabilitas di tengah ketidakpastian global.
Keputusan BOK ini mencerminkan upaya untuk menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dengan stabilitas harga, di tengah tantangan yang dihadapi oleh perekonomian Korea Selatan.
Penguatan Won: Dampak Potensi Penangguhan Tarif Otomotif oleh Trump

Awal minggu ini, nilai tukar won mengalami penguatan signifikan, mencapai level terkuatnya sejak November. Kenaikan ini dipicu oleh pengumuman mantan Presiden AS, Donald Trump, mengenai potensi penangguhan tarif otomotif yang sebelumnya direncanakan, serta keputusan Bank Sentral Korea pertahankan bunga.
Sektor otomotif, termasuk mobil dan suku cadang, merupakan salah satu komponen utama dalam ekspor Korea Selatan ke Amerika Serikat. Pada tahun lalu, hampir setengah dari total pengiriman kendaraan senilai US$70,8 miliar berasal dari Korea Selatan. Dengan adanya potensi penangguhan tarif ini dan keputusan Bank Sentral Korea pertahankan bunga, para pelaku pasar optimis bahwa dampak negatif terhadap ekspor dapat diminimalisir.
Namun, para ekonom yang memperkirakan penurunan suku bunga menekankan pentingnya penyesuaian kebijakan moneter yang lebih akomodatif. Mereka berpendapat bahwa langkah ini diperlukan untuk memastikan momentum pertumbuhan ekonomi tetap terjaga, terutama mengingat dampak yang diharapkan dari kebijakan perdagangan AS yang dapat memukul sektor ekspor. Hal ini semakin relevan setelah Bank Sentral Korea pertahankan bunga, menunjukkan sikap hati-hati dalam merespons tekanan global.
Dengan situasi yang terus berkembang, perhatian kini tertuju pada bagaimana BOK akan merespons dinamika ini dalam kebijakan moneternya ke depan, terutama setelah Bank Sentral Korea pertahankan bunga, serta bagaimana penguatan won dapat mempengaruhi perekonomian secara keseluruhan.
Bank Sentral Korea Selatan Turunkan Prakiraan Ekonomi

Bank of Korea (BOK) telah menurunkan prakiraan pertumbuhan ekonominya setelah serangkaian kekacauan yang dipicu oleh keputusan darurat militer yang tidak menguntungkan dari mantan Presiden Yoon Suk Yeol pada bulan Desember lalu. Ketidakpastian politik yang menyusul telah membebani kepercayaan konsumen, yang berimbas pada proyeksi ekonomi negara. Di tengah kondisi tersebut, Bank Sentral Korea pertahankan bunga sebagai langkah untuk menjaga stabilitas finansial sambil memantau dampak gejolak politik terhadap inflasi dan pertumbuhan.
Dalam survei terbaru yang dilakukan oleh Bloomberg pada April 2025, para ekonom memangkas prakiraan pertumbuhan ekonomi Korea Selatan menjadi 1,4% untuk tahun 2025, turun dari 1,6% pada survei sebelumnya, di tengah kebijakan Bank Sentral Korea pertahankan bunga. Selain itu, prospek pertumbuhan untuk tahun 2026 juga dipangkas menjadi 1,9% dari sebelumnya 2%.
Salah satu risiko yang mungkin menghalangi para pembuat kebijakan untuk melakukan pemangkasan suku bunga lebih lanjut adalah kenaikan harga apartemen dan potensi peningkatan tingkat utang rumah tangga. Menanggapi situasi ini, pemerintah telah mengumumkan rencana untuk memberlakukan pembatasan baru pada transaksi perumahan di Seoul, dengan tujuan untuk mendinginkan pasar properti yang sedang memanas.
Gubernur BOK Rhee Chang-yong Siap Gelar Konferensi Pers

Gubernur Bank of Korea (BOK), Rhee Chang-yong, akan mengadakan konferensi pers pada hari Kamis waktu setempat untuk membahas arah kebijakan suku bunga di masa mendatang KONOHATOTO78. Dalam konferensi ini, Rhee diharapkan akan menjawab berbagai pertanyaan terkait keputusan terbaru yang diambil oleh dewan.
Salah satu fokus utama dari konferensi pers ini adalah untuk mengungkapkan berapa banyak anggota dewan yang tidak setuju dengan keputusan suku bunga yang baru saja diambil. Selain itu, Rhee juga kemungkinan akan menguraikan ekspektasi di antara anggota dewan mengenai suku bunga dalam tiga bulan ke depan.
Setelah pemotongan suku bunga yang dilakukan pada bulan Februari, Rhee menyatakan bahwa dua dari enam anggota dewan terbuka untuk kemungkinan pemotongan suku bunga lebih lanjut dalam periode tiga bulan ke depan. Sementara itu, empat anggota lainnya lebih memilih untuk mempertahankan suku bunga pada level saat ini.
Konferensi pers ini diharapkan dapat memberikan wawasan lebih dalam mengenai pandangan BOK terhadap kondisi ekonomi saat ini dan langkah-langkah yang mungkin diambil untuk menjaga stabilitas ekonomi di tengah tantangan yang ada.
Link : https://talksold.com/bisnis/bank-sentral-korea-pertahankan-bunga/