
Info Segmen Podcast Harian – Dr. Andi Khomeini Takdir Haruni, Sp.PD(K) mengingatkan bahwa hipertensi merupakan penyakit yang berbahaya karena sering kali tidak menunjukkan gejala pada awalnya. Waspadai hipertensi tanpa gejala, karena dikenal sebagai silent killer yang dapat menyebabkan kerusakan organ dan baru terdeteksi setelah munculnya komplikasi serius seperti serangan jantung, stroke, atau gagal ginjal. Menurut Dr. Andi, pada tahap awal, gejala tidak terlihat, dan tanda-tanda spesifik baru muncul setelah kerusakan organ terjadi.
Sebagai salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia, sangat penting bagi masyarakat untuk mengenali tanda-tanda awal hipertensi dan waspadai hipertensi tanpa gejala, serta memahami metode pemeriksaannya. Dengan deteksi dini, diharapkan dapat mencegah dampak jangka panjang yang merugikan bagi kesehatan.
Gejala Hipertensi: Sedikit Tanda dan Risiko Tinggi

Hipertensi, atau tekanan darah tinggi, sering kali dijuluki sebagai “pembunuh diam-diam” karena banyak orang yang mengalaminya tidak menyadari kondisi ini hingga muncul komplikasi serius. Gejala yang muncul biasanya sangat umum dan bisa jadi tidak terasa sama sekali, seperti sakit kepala ringan, pusing, gangguan penglihatan, atau sesak napas. Waspadai hipertensi tanpa gejala , karena banyak individu yang tidak segera memeriksa tekanan darah mereka, sehingga hipertensi dapat berkembang tanpa pengawasan medis yang memadai.
Padahal, jika tidak dikelola dengan baik, hipertensi yang sering kali tidak menunjukkan gejala (hipertensi tanpa gejala) dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit berbahaya seperti stroke, serangan jantung, gagal jantung, dan kerusakan ginjal. Beberapa faktor gaya hidup, seperti kurangnya aktivitas fisik, konsumsi garam yang berlebihan, stres, serta riwayat keluarga dengan hipertensi, dapat memperbesar kemungkinan seseorang mengalami kondisi ini. Oleh karena itu, sangat penting untuk melakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin agar dapat mendeteksi masalah lebih awal dan mencegah komplikasi yang lebih serius. Waspadai hipertensi tanpa gejala yang bisa diam-diam merusak kesehatan Anda.
Berikut adalah poin-poin utama dari Gejala Hipertensi:
Gejala Hipertensi (Sedikit Tanda):
- Umumnya tidak bergejala (asimptomatik), sehingga disebut “pembunuh diam-diam”.
- Jika muncul, gejala biasanya tidak spesifik, seperti:
- Sakit kepala, terutama di pagi hari
- Pusing atau vertigo
- Gangguan penglihatan (seperti penglihatan kabur)
- Wajah tampak kemerahan
- Sesak napas
- Detak jantung tidak teratur (palpitasi)
- Gejala baru terasa saat tekanan darah sudah sangat tinggi atau mengalami krisis hipertensi.
Risiko Tinggi:
- Hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti:
- Stroke
- Serangan jantung
- Gagal jantung
- Kerusakan ginjal
- Penyakit arteri koroner
- Faktor risiko yang memperberat kondisi meliputi:
- Riwayat keluarga (genetik)
- Gaya hidup tidak sehat (merokok, kurang olahraga, stres)
- Konsumsi garam dan alkohol berlebihan
- Karena minimnya gejala, deteksi dini melalui pemeriksaan rutin tekanan darah sangat penting dilakukan.
Waspadai hipertensi tanpa gejala, banyak penderita hipertensi tidak menyadari kondisinya karena tidak mengalami keluhan yang jelas. Kondisi ini disebut “silent killer” karena bisa menyebabkan komplikasi serius seperti stroke atau serangan jantung tanpa tanda peringatan sebelumnya.
Pemeriksaan Tensi Darah Tinggi

Pemeriksaan tekanan darah tinggi adalah langkah krusial dalam mendeteksi dan mengelola hipertensi. Waspadai hipertensi tanpa gejala yang seringkali tidak disadari oleh penderitanya, sehingga pemeriksaan secara rutin menjadi sangat penting. Proses ini biasanya dilakukan dengan menggunakan sphygmomanometer, yang terdiri dari manset, alat pengukur tekanan (baik digital maupun aneroid), dan stetoskop untuk pengukuran manual. Saat pemeriksaan, manset dipasang di lengan atas dan ditiup untuk menghentikan aliran darah sementara, kemudian dilepaskan perlahan untuk mengukur tekanan sistolik dan diastolik.
Hasil pengukuran tekanan darah ditampilkan dalam dua angka, seperti 120/80 mmHg. Angka pertama menunjukkan tekanan saat jantung berdetak (sistolik), sedangkan angka kedua menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat (diastolik). Tekanan darah dianggap normal jika berada di bawah 120/80 mmHg, sementara nilai di atas 140/90 mmHg sudah termasuk dalam kategori hipertensi ringan. Waspadai hipertensi tanpa gejala yang bisa tetap terjadi meski penderita merasa sehat-sehat saja. Untuk mendapatkan hasil yang akurat, pemeriksaan sebaiknya dilakukan dalam keadaan tenang, tidak setelah berolahraga atau mengonsumsi kafein, serta dengan posisi duduk yang benar.
Berikut adalah prosedur umum dalam pemeriksaan tekanan darah untuk waspadai hipertensi tanpa gejala:
1. Persiapan Sebelum Pemeriksaan
- Pasien dianjurkan untuk:
- Tidak merokok, minum kafein, atau berolahraga minimal 30 menit sebelum pengukuran.
- Duduk dengan tenang selama 5–10 menit sebelum dilakukan pengukuran.
- Buang air kecil terlebih dahulu (kandung kemih penuh bisa memengaruhi hasil).
- Pastikan lingkungan tenang dan suhu ruangan nyaman.
2. Posisi Tubuh yang Benar Saat Pengukuran
- Pasien duduk dengan punggung tegak dan disangga, tidak bersandar terlalu rileks.
- Kaki tidak disilang dan menyentuh lantai.
- Lengan bawah diletakkan di atas meja atau sandaran sehingga sejajar dengan jantung.
- Manset tidak boleh tertutup pakaian dan harus berada di kulit langsung atau di atas kaus tipis.
3. Manset yang Sesuai untuk Waspadai Hipertensi Tanpa Gejala

- Ukuran manset harus sesuai dengan lingkar lengan pasien:
- Terlalu sempit → hasil lebih tinggi dari sebenarnya.
- Terlalu longgar → hasil kurang akurat.
4. Pelaksanaan Pengukuran
- Manset dipasang di lengan atas bagian atas (sekitar 2–3 cm di atas siku).
- Jika menggunakan metode manual:
- Stetoskop ditempatkan di atas arteri brakialis (di belakang siku).
- Udara dimasukkan ke manset hingga denyut hilang (biasanya 20–30 mmHg di atas tekanan sistolik perkiraan).
- Perlahan udara dilepaskan, dan tensimeter mencatat angka saat muncul bunyi pertama (sistolik) dan saat bunyi menghilang (diastolik).
- Jika menggunakan alat digital:
- Tekan tombol “start” dan alat akan secara otomatis mengisi dan melepaskan udara.
- Hasil tekanan darah akan ditampilkan di layar.
5. Catat dan Evaluasi Hasil
- Catat nilai sistolik dan diastolik.
- Bandingkan dengan standar tekanan darah WHO / rekomendasi dokter:
- Normal: < 120/80 mmHg
- Normal tinggi: 120–139/80–89 mmHg
- Hipertensi: ≥ 140/90 mmHg
- Ulangi pengukuran jika hasil tidak sesuai atau pasien merasa gelisah saat pengukuran pertama.
6. Catatan Tambahan
- Jika dicurigai adanya hipertensi, pemeriksaan sebaiknya dilakukan beberapa kali dalam kunjungan berbeda untuk konfirmasi.
- Dapat dilakukan pengukuran pada kedua lengan untuk perbandingan awal.
- Untuk kasus tertentu, bisa dilakukan pemeriksaan tambahan seperti ambulatory blood pressure monitoring (ABPM) untuk melihat pola tekanan darah sepanjang hari.
Dengan mengikuti prosedur KONOHATOTO78 tersebut, hasil pengukuran tekanan darah akan lebih akurat dan dapat membantu dalam diagnosis serta pengelolaan hipertensi secara efektif. Waspadai hipertensi tanpa gejala yang sering kali tidak disadari penderitanya.
Link: https://talksold.com/bisnis/waspadai-hipertensi-tanpa-gejala/